Menikmati dan mengamati dunia Komedi (Comedy) di Indonesia (termasuk menyenangi pelawak pelawaknya) memang lama lama bosan juga. Tadinya saya pikir Comedy di Indonesia akan berkembang sepesat tehnologi, ekonomi dan taraf hidup dan budaya masyarakat Indonesia. Ternyata, ketika semuanya maju cepat, justru hiburan yg paling saya cintai ini seakan berjalan ditempat atau kalaupun maju, sangat lamban. Kebutuhan akan hiburan lucu menggelitik tidak lagi terpenuhi oleh sajian di TV, Film atau Media Cetak yang ada. Ketika cara berpikir dan tingkat kemajuan budaya sedemikian modern dan cerdas, lawakan yg ada masih itu itu saja dan sangat sederhana. Stand Up Comedy yang merupakan format sajian lawakan ala Barat yang sangat popular di negara negara maju, ternyata belum juga ada di Indonesia.
Stand Up Comedy di Indonesia memang belum begitu berkembang, kalau tidak bisa dikatakan belum banyak dikenal. Padahal saya sangat yakin bahwa Comedy Indonesia sudah terlambat untuk berubah atau berkembang ke Comedy jenis ini.
Sebagai pecinta Komedi dan sangat senang menikmati ketawa ketiwi , saya merasa gembira dan penuh harap ketika tahu ada seorang Ramon P Tommybens yang juga tergila gila pada Stand Up Comedy dan di tahun 1990 itu ia "memaksa" Jodhy, Tata Dado, Ade Juwita bahkan Harry de Fretes untuk tampil solo di panggung Cafe miliknya di kawasan Bintaro Jakarta Selatan.
Sebagai pecinta Komedi dan sangat senang menikmati ketawa ketiwi , saya merasa gembira dan penuh harap ketika tahu ada seorang Ramon P Tommybens yang juga tergila gila pada Stand Up Comedy dan di tahun 1990 itu ia "memaksa" Jodhy, Tata Dado, Ade Juwita bahkan Harry de Fretes untuk tampil solo di panggung Cafe miliknya di kawasan Bintaro Jakarta Selatan.
Saya terus mengamati bagaimana ia juga mati mati an menyuruh seorang Tukul Arwana (waktu itu belum terkenal dan bekerja untuk Ramon P Tommybens di Cafe nya) untuk wajib melucu sendirian di panggung selama 30 menit. "Saya akan menciptakan seorang Stand Up Comedian Indonesia" kata Ramon berjanji pada saya ketika itu. Dia tidak juga memenuhi janjinya.
Tujuh tahun kemudian, 1997, ketika Ramon membuka Comedy Cafe Indonesia di Jl Bangka Kemang Jakarta Selatan sayapun mengunjunginya dan dia masih tergila gila pada Stand Up Comedy dan memaksa semua pegawainya di Comedy Cafe untuk melakukan Stand Up walau hasilnya "ancur ancuran".... Disanalah ketika itu saya menyaksikan om Ateng (almarhum) berbincang bincang dengan Ramon "ngomongin" Tukul yang sedang Stand Up di panggung (Tukul tidak berhasil dan lebih condong ber-Grup). Saya merasa punya "andil" ketika menyerahkan copy an buku "Stand Up" nya Judy Carter yang saya copy (melanggar hukum) dari buku asli yg saya beli di New York.
Sampai beberapa tahun setelah itu saya belum juga melihat hasil "perjuangan" Ramon P Tommybens menelorkan Stand Up Comedian Indonesia walaupun saya dengar dia berusaha menyelenggarakan "ANUGERAH KOMEDI INDONESIA" dan beberapa kali menggelar "LOMBA LAWAK TUNGGAL". Bahkan saya dengar ia membujuk Eko Patrio (sambil membantu Eko membangun rumah produksinya) untuk terjun sebagai Stand Up Comedian, Gagal !
Tiba tiba saya mendengar tentang seorang pelawak yang berusaha menjadi Stand Up Comedian yakni Taufik Savalas (Almarhun) dan saya dengar pelawak yang sudah cukup terkenal ini ternyata cukup dekat dengan Ramon P Tommybens bahkan mendapat banyak supply bahan Video, Buku dan VCD, DVD dari Ramon dan Taufik biasa berlatih rutin secara langsung di Comedy Cafe Indonesianya Ramon P Tommybens di kawasan Semanggi Jakarta. Saya sempat berpikir inilah "hasil" nya Ramon tapi ketika melihat penampilan Taufik Savalas di tayangan "COMEDY CLUB", saya merasa kecewa karena Taufik tidak berhasil tampil sebagai Stand Up Comedian yang benar melainkan menjadi seorang Story Teller dengan bahan lelucon usang (kadang basi). OK lah sebagai Stand Up Comedian pemula tapi saya menunggu yang lebih baik lagi.
Tiba tiba lagi saya mendengar sebuah Pegelaran "Stand Up" Comedy di Gedung Kesenian Jakarta oleh seorang pelawak muda Iwel Wel yg ingin memproklamirkan diri sebagai Stand Up Comedian Indonesia. Bagus ! ternyata akhirnya Indonesia punya Stand Up Comedian. Tapi saya terpaksa kembali menekan kegembiraan ketika melihat penampilan rutin Iwel Wel di acara "BINCANG BINTANG" yang sangat mentah dan kurang spirit ditambah jauh dari lucu. Tapi cuma itulah yang kita punya. Sementara teman saya Ramon Tommybens belum juga berhasil menelorkan janjinya. Baru baru ini dia diwawancarai BBC London tentang Stand Up Comedy di Indonesia dan Ramon dengan lantang cas cis cus menggelar segala teori dan kepercayaannya yang mudah mudahan bisa jadi bahan alasan kenapa Stand Up Comedy kurang berkembang di Indonesia.
Kami pecinta Komedi dan haus akan gelak tawa tetap menunggu munculnya Stand Up Comedian Indonesia. Kapan ya ? Mudah mudahan saya masih ada umur untuk bisa menikmatinya...... sementara ini saya menghibur diri dengan koleksi luar negeri saja. Bobon Sukarman di usia senja
Tujuh tahun kemudian, 1997, ketika Ramon membuka Comedy Cafe Indonesia di Jl Bangka Kemang Jakarta Selatan sayapun mengunjunginya dan dia masih tergila gila pada Stand Up Comedy dan memaksa semua pegawainya di Comedy Cafe untuk melakukan Stand Up walau hasilnya "ancur ancuran".... Disanalah ketika itu saya menyaksikan om Ateng (almarhum) berbincang bincang dengan Ramon "ngomongin" Tukul yang sedang Stand Up di panggung (Tukul tidak berhasil dan lebih condong ber-Grup). Saya merasa punya "andil" ketika menyerahkan copy an buku "Stand Up" nya Judy Carter yang saya copy (melanggar hukum) dari buku asli yg saya beli di New York.
Sampai beberapa tahun setelah itu saya belum juga melihat hasil "perjuangan" Ramon P Tommybens menelorkan Stand Up Comedian Indonesia walaupun saya dengar dia berusaha menyelenggarakan "ANUGERAH KOMEDI INDONESIA" dan beberapa kali menggelar "LOMBA LAWAK TUNGGAL". Bahkan saya dengar ia membujuk Eko Patrio (sambil membantu Eko membangun rumah produksinya) untuk terjun sebagai Stand Up Comedian, Gagal !
Tiba tiba saya mendengar tentang seorang pelawak yang berusaha menjadi Stand Up Comedian yakni Taufik Savalas (Almarhun) dan saya dengar pelawak yang sudah cukup terkenal ini ternyata cukup dekat dengan Ramon P Tommybens bahkan mendapat banyak supply bahan Video, Buku dan VCD, DVD dari Ramon dan Taufik biasa berlatih rutin secara langsung di Comedy Cafe Indonesianya Ramon P Tommybens di kawasan Semanggi Jakarta. Saya sempat berpikir inilah "hasil" nya Ramon tapi ketika melihat penampilan Taufik Savalas di tayangan "COMEDY CLUB", saya merasa kecewa karena Taufik tidak berhasil tampil sebagai Stand Up Comedian yang benar melainkan menjadi seorang Story Teller dengan bahan lelucon usang (kadang basi). OK lah sebagai Stand Up Comedian pemula tapi saya menunggu yang lebih baik lagi.
Tiba tiba lagi saya mendengar sebuah Pegelaran "Stand Up" Comedy di Gedung Kesenian Jakarta oleh seorang pelawak muda Iwel Wel yg ingin memproklamirkan diri sebagai Stand Up Comedian Indonesia. Bagus ! ternyata akhirnya Indonesia punya Stand Up Comedian. Tapi saya terpaksa kembali menekan kegembiraan ketika melihat penampilan rutin Iwel Wel di acara "BINCANG BINTANG" yang sangat mentah dan kurang spirit ditambah jauh dari lucu. Tapi cuma itulah yang kita punya. Sementara teman saya Ramon Tommybens belum juga berhasil menelorkan janjinya. Baru baru ini dia diwawancarai BBC London tentang Stand Up Comedy di Indonesia dan Ramon dengan lantang cas cis cus menggelar segala teori dan kepercayaannya yang mudah mudahan bisa jadi bahan alasan kenapa Stand Up Comedy kurang berkembang di Indonesia.
Kami pecinta Komedi dan haus akan gelak tawa tetap menunggu munculnya Stand Up Comedian Indonesia. Kapan ya ? Mudah mudahan saya masih ada umur untuk bisa menikmatinya...... sementara ini saya menghibur diri dengan koleksi luar negeri saja. Bobon Sukarman di usia senja